selamat datang

Makacih ya udh mw mengunjungi blog_Q....
meskipun cuma sdikit yang bisa Q bagi cz pengetahuanQ yang juga masih jauh dari cukup, Insya Allah yang sedikit ini bisa memberi manfaat... maaf kalo masih ditemukan banyak kesalahan dan kekurangan...
harap dimaklumi...
diharapkan komentarnya..._^

Kamis, 28 April 2011

HORMON ADRENOKORTIKAL OLEH KELENJAR ADRENAL

Sistem  endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon dan tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Salah satu kelenjar yang masuk dalam system endokrin adalah kelenjar adrenal yang mensekresikan hormon adrenokortikal. Sebagai sebuah system yang mengatur keseimbangan tubuh, kinerja dari kelenjar adrenal tidak berdiri sendiri melainkan menjalin koordinasi dengan kelenjar lain yaitu kelanjar hipofisis dan kelenjar hipotalamus. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kelanjar Hipotalamus merupakan manajer umum dalam system hormon yang memberi perintah dan kendali berdasarkan pesan impuls yang diterima dari otak dan dari dalam tubuh. Sedangkan kelenjar hipofisis merupakan asisten dari kelenjar hipotalamus yang akan memberikan perintah dan informasi yang diperoleh dari hipotalamus kepada kelenjar-kelenjar lainnya seperti kelenjar adrenal.

Komunikasi Kelenjar Hipotalamus, Hipofisis Dan Kelenjar Adrenal
            Kelenjar Hipotalamus akan melepaskan CRF/CRH (Corticotropin Releasing Factor/Hormone) yang dihasilkan oleh Parvocelluler neurosecretory neurons. Hormon ini akan menstimulus kelenjar Hipofisis anterior untuk mensekresikan ACTH (adrenocorticotropic hormone). Hormon ini kemudian akan merangsang adrenal korteks untuk mensekresikan hormone-hormon adrenokortikal terutama glukokortikoid berupa kortisol. Kortisol ini apabila berlebih mempunyai umpan balik negatif terhadap sekresi ACTH dan CRF/CRH yang masing-masing mengarah pada hipofisis dan hipotalamus agar sekresi CRF/CRH, ACTH, dan kortisol kembali menjadi normal.
  
Kelenjar Adrenal (anak Ginjal)
Kelenjar adrenal (glandula adrenal) pada manusia berbentuk seperti  bola. Merupakan sepasang struktur kecil yang menempel pada bagian atas ginjal dan kaya akan darah. Masing-masing struktur kelenjar ini memiliki dua bagian, yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula). Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146)

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :
No.
Hormon
Prinsip kerja
1
Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid
b. Glukokortikoid

Mengontol metabolisme ion anorganik
Mengontrol metabolisme glukosa
2
Bagian Medula Adrenal

Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin
Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut :
a.  dilatasi bronkiolus
b.  vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
d. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati
e.  gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula darah


A.      Korteks Adrenal
Kortikosteroid merupakan salah satu hormon yang dikeluarkan oleh korteks adrenal. Kortikosteroid dibagi menjadi dua kelompok menurut aktifitas biologisnya, yaitu glukokortikoid yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Dan mineralokortikoid yang mempengaruhi pengaturan elektrolit dan keseimbangan air. Dari korteks adrenal dikenali lebih dari 30 jenis hormon steroid, namun hanya dua jenis yang jelas fungsional, yaitu aldosteron sebagai mineralokortikoid utama dan kortisol sebagai glukokortikoid utama.

a.   1. Glukokortikoid
Glukokortikoid adalah golongan hormon steroid yang memberikan pengaruh terhadap metabolisme nutrisi. Hormon dari golongan ini akan mengaktivasi protein yang berperan dalam proses metabolisme seperti sintesis glukosa, pengirisan peptida atau mobilisasi lemak. Penamaan glukokortikoid (glukosa + korteks + steroid) menunjukkan keberadaan golongan ini sebagai regulator glukosa yang disintensis pada korteks adrenal dan mempunyai struktur steroid. Sedikitnya 95% aktivitas glukokortikoid dari sekresi adrenokortikal merupakan hasil dari sekresi kortisol, yang dikenal juga sebagai hidrokortisol.
v  Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat adalah sebagai berikut:
1. Perangsangan glukoneogenesis dengan cara meningkatkan enzim terkait dan pengangkutan asam amino dari jaringan ekstrahepatik, terutama dari otot
2. Penurunan pemakaian glukosa oleh sel dengan menekan proses oksidasi NADH untuk membentuk NAD+;
3. Peningkatan kadar glukosa darah dan “Diabetes Adrenal” dengan menurunkan sensitivitas jaringan terhadap insulin.

v  Efek kortisol terhadap metabolisme protein adalah sebagai berikut:
1.   pengurangan protein sel;
2.   kortisol meningkatkan protein hati dan protein plasma; dan
3. peningkatan kadar asam amino darah, berkurangnya pengangkutan asam amino ke sel-sel ekstrahepatik, dan peningkatan pengangkutan asam amino ke sel-sel hati. Jadi, mungkin sebagian besar efek kortisol terhadap metabolisme tubuh terutama berasal dari kemampuan kortisol untuk memobilisasi asam amino dari jaringan perifer, sementara pada waktu yang sama meningkatkan enzim-enzim hati yang dibutuhkan untuk menimbulkan efek hepatik.
v  Efek kortisol terhadap metabolisme lemak adalah sebagai berikut:
1.   Mobilisasi asam lemak akibat berkurangnya pengangkutan glukosa ke dalam sel-sel lemak sehingga menyebabkan asam-asam lemak dilepaskan; dan
2. Obesitas akibat kortisol berlebihan karena penumpukan lemak yang berlebihan di daerah dada dan kepala, sehingga badan bulat dan wajah “moon face”, disebabkan oleh perangsangan asupan bahan makanan secara berlebihan disertai pembentukan lemak di beberapa jaringan tubuh yang berlangsung lebih cepat daripada mobilisasi dan oksidasinya.

b.     2.  Mineralokortikoid
Mineralokortikoid adalah golongan hormon steroid yang berfungsi meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Ce- dalam tubuh, regulasi air.

B. Medula Adrenal
Medula adrenal dianggap juga sebagai bagian dari sistem saraf. Sel-sel sekretorinya merupakan modifikasi sel-sel saraf yang melepaskan dua hormon yang berjalan dalam aliran darah: epinephrin (adrenalin) dan norephinephrin (noradrenalin).
a.    Hormon epinephrin (adrenalin)
Peranan adrenalin pada metabolisme normal tubuh belum jelas. Sejumlah besar hormon ini dilepaskan dalam darah apabila seseorang dihadapkan pada tekanan, seperti marah, luka, atau takut. Jika hormon adrenalin menyebar di seluruh tubuh, hormon menimbulkan tanggapan yang sangat luas: laju dan kekuatan denyut jantung meningkat sehingga tekanan darah meningkat. Kadar gula darah dan laju metabolisme meningkat. Bronkus membesar sehingga memungkinkan udara masuk dan keluar paru-paru lebih mudah. Pupil mata membesar, mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikkan gula darah, dan  mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
b.   Hormon norephinephrin (noradrenalin)
Hormon ini  menyebabkan menurunkan tekanan darah dan denyut jantung, biasanya adrenalin dan non adrenalin bekerja antagonis.