selamat datang

Makacih ya udh mw mengunjungi blog_Q....
meskipun cuma sdikit yang bisa Q bagi cz pengetahuanQ yang juga masih jauh dari cukup, Insya Allah yang sedikit ini bisa memberi manfaat... maaf kalo masih ditemukan banyak kesalahan dan kekurangan...
harap dimaklumi...
diharapkan komentarnya..._^

Rabu, 15 Desember 2010

DORMANSI KARENA KULIT BIJI YANG KERAS

Hasil Pengamatan
no.
hari pengamatan
jumlah kecambah yang tumbuh
kontrol
amplas
direndam asam sulfat pekat
10 menit
15 menit
20 menit
1
hari ke-1
 -
 -
 -
 -
 -
2
hari ke-2
 -
 -
 -
 -
 -
3
hari ke-3
 -
13
 -
 -
 -
4
hari ke-4
 -
13
 -
 -
 -
5
hari ke-5
 -
13
 -
 -
 -
6
hari ke-6
 -
13
 -
 -
 -
7
hari ke-7
 -
20
 -
 -
 -
8
hari ke-8
 -
20
 -
 -
 -
9
hari ke-9
 -
20
 -
 -
1
10
hari ke-10
 -
20
 -
 -
1
11
hari ke-11
 -
20
 -
 -
1
12
hari ke-12
 -
20
 -
 -
1
13
hari ke-13
 -
20
 -
 -
1
14
hari ke-14
 -
20
2
 -
1

Total
 -
20
2
 -
1




 Pembahasan
Tanaman asam atau Thamarindus indica memiliki kulit biji yang keras sehingga dapat menghalangi masuknya air dan oksigen kedalam biji sekaligus dapat menghambat pertumbuhan embrio. Perkecambahan ditandai dengan munculnya akar embrionik (radikula) menembus kulit biji. Perkecambahan terjadi setelah mengalami beberapa tahap yaitu absorbs air, metabolisme, pemecahan materi, proses transport materi, pembentukan kembali materi baru, respirasi dan pertumbuhan. Masa dormansi biji karena kulit biji yang keras dapat diputuskan dengan berbagai perlakuan khusus. Berdasarkan hasil praktikum maka dapat dilihat bahwa perlakuan-perlakuan khusus seperti perlakuan fisik dan perlakuan kimia dapat memutuskan masa dormansi suatu biji karena kulitnya yang keras.
Kecambah dibagi menjadi 5 kelompok dan diberi perlakuan yang berbeda-beda yaitu dengan skarifikasi fisik atau diamplas, dan skarifikasi kimia (direndam didalam larutan asam sulfat pekat  selama 10 menit, 15 menit, dan 20 menit) dan yang terakhir sebagai control hanya direndam dengan air. Pengamatan dilakukan selama 14 hari.
Skarifikasi secara fisik yang dilakukan pada biji Thamarindus indica adalah dengan cara diamplas hingga kulit biji menipis. Pengamplasan ini bertujuan untuk menipiskan atau merusak kulit biji sehingga kulit biji bersifat permeable untuk memudahkan biji melakukan imbibisi air dan oksigen yang dibutuhkan pada proses perkecambahan selain itu karena kulit bijinya tipis maka radikula akan dengan mudah menembus kulit biji. Hasil praktikum menunjukkan bahwa semua biji yang telah diamplas pada akhirnya dapat melakukan perkecambahan.
Selain skarifikasi fisik, juga dilakukan skarifikasi kimia yaitu dengan merendam kecambah didalam larutan asam sulfat pekat .  Perendaman dengan asam sulfat efektif dalam mengurangi kandungan dalam biji keras. Dengan kata lain perlakuan ini dapat menghilangkan sumbat hilum dan mengurangi kandungan kulit biji yang keras sehingga biji dapat tumbuh dengan baik. Skarifikasi kimia juga bertujuan untuk melunakkan kulit biji sehingga biji dapat mengimbibisi air dan oksigen, juga dapat memudahkan embrio untuk tumbuh. Jumlah biji yang berkecambah setelah diberikan Skarifikasi kimia yaitu dengan direndam asam sulfat pekat  tidak sebaik kecambah yang diamplas. Biji yang direndam selama 10 menit hingga akhir pengamatan atau hari ke-14 hanya menunjukkan 2 buah perkecambahan sedangkan yang lainnya tetap tidak menunjukkan tanda-tanda akan terjadinya perkecambahan. Biji yang direndam selama 15 menit bahkan lebih buruk lagi. Hingga akhir pengamatan, tidak satupun biji yang mengalami perkecambahan. Sedangkan untuk  yang direndam  selama 20 menit hanya menunjukkan 1 biji yang mengalami perkecambahan. Kurangnya biji yang mengalami perkecambahan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena kulit biji belum lunak atau rusak sepenuhnya sehingga kulit biji masih bersifat impermeabilitas atau tidak dapat mengimbibisi air dan oksigen, selain itu, mungkin saja perkecambahan gagal terjadi karena kondisi embrio tanaman Thamarindus indica telah rusak. Pada beberapa biji Thamarindus indica juga telah berjamur, tumbuhnya organism lain ini juga ikut mempengaruhi gagalnya perkecambahan karena terjadi persaingan dalam mengambil oksigen dan kebutuhan air.
Pada tanaman control (hanya direndam dengan air) hingga akhir pengamatan yaitu hari ke-14 tidak menunjukkan adanya perkecambahan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kulit biji yang keras tersebut menghalangi masuknya air dan oksigen kedalam biji dan menghalangi pertumbuhan embrio meskipun biji Thamarindus indica dilatakkan didalam wadah yang selalu diberi air yang cukup. Dari Praktikum ini dapat dilihat bahwa perlakuan-perlakuan khusus dapat mematahkan masa dormansi suatu biji. Secara alami, masa dormansi dapat dipatahkan karena adanya perubahan suhu lingkungan, aktivitas mikroba tanah dan atau oleh alat pencernaan burung dan hewan lainnya. Namun Biji yang telah mengalami dormansi yang sangat lama juga dapat menyebabkan menurunya kualitas tumbuh embrio.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan :
1.      Kulit biji yang keras dapat menghalangi masuknya air dan oksigen kedalam biji selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan embrio sehingga menyebabkan dormansi.
2.      Perlakuan-perlakuan khusus seperti pengamplasan dan perendaman di dalam larutan asam sulfat pekat dapat mematahkan masa dormansi
3.      Perkecambahan terjadi setelah mengalami beberapa tahap yaitu absorbs air, metabolisme, pemecahan materi, proses transport materi, pembentukan kembali materi baru, respirasi dan pertumbuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar