selamat datang

Makacih ya udh mw mengunjungi blog_Q....
meskipun cuma sdikit yang bisa Q bagi cz pengetahuanQ yang juga masih jauh dari cukup, Insya Allah yang sedikit ini bisa memberi manfaat... maaf kalo masih ditemukan banyak kesalahan dan kekurangan...
harap dimaklumi...
diharapkan komentarnya..._^

Minggu, 14 November 2010

Tuberkulosis Paru


1.     Defenisi
Tuberculosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis  Sebagian besar kuman menyerang Paru yang merupakan okasi infeksi primer, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain yang ditularkan melalui udara.
 Etiologi
Tuberculosis  disebabkan oleh kuman family Mycobacteriaceae genus mikobakterium yaitu Mycobakterium tuberculosis yang berbentuk batang atau sedikit bengkok dengan ujung tumpul, memiliki lebar 0,2-0,5 µm dan panjang 1-4 µm. Sifat kuman ini adalah aerob yaitu lebih menyenangi hidup pada jaringan yang tinggi kadar oksigen Oleh karena itu, mycobacterium tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Didalam sel atau dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dorman yaitu tidak aktif atau tidur selama beberapa tahun tetapi bila keluar dari sel maka basil akan berkembang biak, sehingga penyakit ini dapat kembali kambuh pada penderita TBC. Merupakan bakteri tahan asam (BTA/Basil Tahan Asam), Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. tidak dapat terlihat oleh mata telanjang, mati pada air mendidih, mudah mati bila terkena sinar matahari, tahan hidup pada kamar yang lembab, dapat berkembangbiak dalam sel (intra sel maupun diluar sel/ekstra sel). Kuman dapat disebarkan dari penderita Tuberculosis positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang memiliki hubungan kontak erat.
            Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6-8 minggu. Suhu optimum 37°C, tidak tumbuh pada suhu 25°C atau lebih dari 40°C. PH optimum 6,4-7,0. 
 Epidemiologi
Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama.
Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC ini. Diperkirakan 95 % penyakit tuberkulosis berada di negara berkembang, 75 % adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). Patogenesis
Penyebaran bakteri ini dapat terjadi melalui udara (air borne) seperti bersin, berbicara dan batuk. Pada waktu batuk/bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan hidup di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Kuman ini akan terhirup saat kita bernafas sehingga masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), kemudian menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lain.
Masuknya Mikobakterium tuberkulosis kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-paru, dimana segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding paru berusaha menghambat bakteri TBC ini melalui mekanisme alamianya membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan berdiam/istirahat (dormant). Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC.
Gejala
Gejala Umun (sistemik)
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. panas badan dapat mencapai 40-41 C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar tetapi kemudian dapat kambuh kembali. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman Tuberculosis yang masuk.
-   Penurunan nafsu makan dan berat badan.
-   Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sifat batuk dimulai dari kering (non – produktif ) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah
-   Perasaan tidak enak (malaise), lemah, sakit kepala, mering, nyeri otot.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan nafasnya.
 Diagnosa
a.       Pemeriksaan Jasmani
Secara umum pemeriksaan jasmani paru menggambarkan keadaan struktural jaringan paru, pemeriksaan ini tidak memberikan keterangan apa penyebab penyakit paru tersebut. Namun demikian mungkin ada beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pegangan pada TB paru yaitu lokasi dan kelainan struktural yang terjadi. Pada penyakit yang lanjut mungkin dapat dijumpai berbagai kombinasi kelainan seperti konsolidasi, fibrosis, kolaps atau efusi.
b.      Gambaran foto thoraks
Pemeriksaan foto toraks standar untuk menilai kelainan pada paru ialah foto toraks PA dan lateral, sedangkan foto top lordotik, oblik, tomogram dan floroskopi dikerjakan atas indikasi. Crofton mengemukakan beberapa karakteristik radiologik pada TB paru:
·         Bayangan lesi terutama pada lapangan atas paru
·         Bayangan berawan atau berbercak
·         Terdapat kavitas tunggal atau banyak
·         Terdapat kalsifikasi
·         Lesi bilateral terutama bila terdapt pada lapangan alas paru
·         Bayangan abnormal menetap pada foto toraks ulang setelah beberapa minggu.
Letak lesi pada orang dewasa biasanya pada segmen apikal dan posterior lobus atas, segmen posterior lobus bawah, meskipun dapat juga mengenai semua segmen. Rasmin menyatakan bahwa gambaran radiologik TB paru tidak memperlihatkan hanya satu bentuk sarang saja, akan tetapi dapat terlihat berbagai bentuk sarang secara bersamaan sekali gus yang merupakan bentuk khas TB paru. Adapun bentuk sarang yang dijumpai pada kelainan radiologik adalah: sarang dini/sarang minimal, kavitas non sklerotik, kavitas sklerotik, keadaan penyebaran penyakit yang sudah lanjut. Kelainan radiologik foto toraks hendaklah dinilai secara teliti, karena TB paru dapat memberikan semua bentuk abnormal pada pemeriksaan radiologik dan dikenal dengan istilah "great imitator".
c.       Pemeriksaan Basil tahan asam
Penemuan basil tahan asam (BTA) dalam sputum, mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis TB paru, namun kadang-kadang tidak mudah untuk menemukan BTA tersebut. BTA baru dapat ditemukan dalam sputum, bila bronkus sudah terlibat, sehingga sekret yang dikeluarkan melalui bronkus akan mengandung BTA. Pemeriksaan mikroskopik langsung dengan BTA (—), bukan berarti tidak ditemukan Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab, dalam hal penting sekali peranan hasil biakan kuman.
Bila diagnosis TB paru semata-mata berdasarkan pada ditemukannya BTA dalam sputum, maka sangat banyak TB paru yang terlewat tanpa pengobatan. Sedangkan justru pada TB paru yang baru dengan sputum BTA (—) dan belum menular pada orang lain, paling mudah diobati dan disembuhkan sempurna.
d.      Pemeriksaan uji tuberkulin
Pemeriksaan uji tuberkulin merupakan prosedur diagnostik paling penting pada TB paru anak, kadang-kadang merupakan satu-satunya bukti adanya infeksi Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan pada orang dewasa, terutama di daerah dengan prevalensi TB paru masih tinggi seperti Indonesia sensitivitasnya rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Handoko dkk terhadap penderita TB paru dewasa yang menyimpulkan bahwa reaksi uji tuberkulin tidak mempunyai arti diagnostik, hanya sebagai alat bantu .diagnostik saja, sehingga uji tuberkulin ini jarang dipakai untuk diagnosis kecuali pada keadaan tertentu, di mana sukar untuk menegakkan diagnosis.
e.       Pemeriksaan laboratorium penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dapat menunjang untuk mendiagnosis TB paru dan kadang-kadang juga dapat untuk mengikuti perjalanan penyakit yaitu:
·      laju endap darah (LED)
·      jumlah leukosit
·      hitung jenis leukosit.
Dalam keadaan aktif/eksaserbasi, leukosit agak meninggi dengan geseran ke kiri dan limfosit di bawah nilai normal, laju endap darah meningkat.
Dalam keadaan regresi/menyembuh, leukosit kembali normal dengan limfosit nilainya lebih tinggi dari nilai normal, laju endap darah akan menurun kembali.
Pengobatan
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap obat serta memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Biasanya disarankan untuk menggabungkan tanaman obat-obatan dan herbal untuk mendapatkan hasil optimal. Berikut adalah beberapa tanaman obat yang digunakan untuk pengobatan TBC.  Obat herbal yang dapat digunakan untuk mengobati Tuberculosis paru adalah
·         Barberry ditemukan akan cukup efektif dalam mengobati tuberkulosis. Dari biji harus menjadi bagian dari orang yang terinfeksi makanan sehari-hari dan harus digunakan bersama dengan obat-obatan. Barberry mengandung bahan kimia yang dikenal sebagai berberine, yang memiliki anti bakteri dan membantu untuk membunuh bakteri yang menyebabkan tuberkulosis.
·         Ekor kuda membantu untuk membangun kadar silika dalam pasien TBC. Hasil tuberkulosis dalam pengurangan kadar silika dalam tulang dan hasil ini dalam memerangi penyakit mengurangi kemampuan tubuh. Ekor kuda harus dikonsumsi sebagai jus setiap hari.
·         Bawang putih adalah tanaman antimikroba universal. It perkelahian jamur, bakteri, virus, parasit dan organisme berbahaya lainnya. Orang yang menderita TBC harus merebus 30 siung bawang putih dalam 150 ml susu dan 50 ml air. Ramuan harus direbus sampai mengurangi sampai 50 ml. Setelah penyaringan campuran, pasien harus memiliki itu dua kali sehari.
·         Akar licorice digunakan untuk membuat teh herbal untuk memberikan kelegaan dari batuk yang pengalaman pasien tuberkulosis. Anda juga dapat membuat teh herbal chamomile menggunakan dan / atau bijak.
·         Indian gooseberry sangat efektif dalam membangun sistem kekebalan tubuh seseorang yang menderita TBC. Biasanya gooseberry harus diambil dengan satu sendok teh madu alam hal pertama di pagi hari perut kosong.
Pencegahan
            Secara teori penyakit tuberculosis dapat dicegah, bahkan dapat diberantas. Tindakan pencegahan pada umumnya ada dua cara yaitu dengan INH profilaksis atau dengan vaksinasi  BCG. Profilaksis dengan INH diberikan pada orang yang kontak dengan penderita tuberculosis sedangkan vaksinasi BCG harus diberikan pada orang-orang yang menunjukkan tes tuberculin negative, terutama diberikan pada anak-anak. Kekebalan (imunitas) yang diberikan oleh vaksin BCG ini kurang lebih 3 sampai 4 tahun. Vaksinasi BCG ini memberikan reaksi silang terhadap penyakit lepra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar